SHOPPING CART

close

Kisah Petani Organik yang Kemudian Dibantu Bupati Purwakarta


PURWAKARTAPOST.CO.ID-Sebulan sekali petani padi organik asal Kampung Cipamangkat Desa/Kecamatan Pasawahan Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat diundang mengisi materi pertanian padi organik ke Provinsi Riau oleh pemerintah setempat. Adalah Endang Yarmidi (62) Ketua Kelompok Tani Organik Tani Mukti yang hingga kini konsisten mengembangkan pertanian organik bersama anggota kelompoknya.

Endang sejak tahun 2007 lalu bersama beberapa petani di kampungnya mulai menggeluti pertanian padi organik. Awalnya tidak banyak petani yang tertarik pertanian organik namun setelah sekian tahun konsisten kelompoknya terus berkembang hingga memiliki 50 orang petani.

“Jadi semua petani yang sudah mengikuti dan petani yang datang ada terus hampir seluruh Indonesia, Banten mengirim ke sini belajar tentang pertanian organik. Kemarin saya diundang secara rutin ke Riau,” beber Endang belum lama ini.

Bahkan Dia selalu diundang rutin ke luar kota hanya untuk mengecek apakah pertanian padi organik di daerah lain berjalan atau tidak.

“Mengembangkan di Riau pertanian organik untuk mengecek apakah berjalan atau tidaknya sebulan sekali diundang,” timpalnya.

Selain rutin diundang keluar kota, Endang bersama kelompoknya setiap bulan selalu menerima tamu penggiat pertanian dari luar kota ke saung tani organik kelompoknya. Seiring waktu jumlah petani yang studi banding di saungnya semakin banyak, awalnya hanya menampung 25 orang petani tapi lama kelamaan yang datang lebih dari 25 orang.

 

“Setiap bulan selalu ada petani dari luar kota yang belajar padi organik di saung kelompok ini. Seiring waktu jumlah petani yang ingin belajar di saung ini bertambah banyak sedangkan kapasitas saung hanya 25 orang,” bebernya.

 

Melihat kondisi itu akhir beberapa waktu lalu Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi melihat prihatin dan kemudian dibangunlah saung baru dengan kapasitas daya tampung lebih banyak. Selain dipugar saung bantuan Bupati Purwakarta pun dilengkapi sarana penunjang pengembangan pertanian organik.

 

“Akhirnya pa Bupati membuatkan saung baru di tempat yang sama yang dilengkapi perpustakan dan laboratorium untuk uji coba petani membuat pupuk organik dengan kapasitas tampung 50 orang lebih,” jelasnya.

 

Untuk mendorong kemandirian petani solusinya harus dengan pertanian organik. Harus mandiri selama ini kebutuhan petani cenderung disuplai kebutuhannya oleh pemerintah mulai pupuknya, benihnya dan pengairannya. Padahal dewasa ini pertanian memakai zat kimia rentan kekeringan dan terserang penyakit dan sebaliknya pertanian padi organik cenderung bertahan baik.

 

“Karenanya kami mulai melakukan penelitian sederhana pembuatan pupuk organik yang bahannya tidak beli atau bahkan lebih murah,” timpalnya.

 

Melalui penelitian sederhana ini petani kelompoknya mampu membuat pupuk yang murah dan ramah lingkungan. Saat bersamaan petani kelompoknya pun menggarap kerjasama peternakan domba yang kotorannya memenuhi kebutuhan pupuk organik.